Adakah manfaat “marah” bagi anda?
Hari ini, banyak dari kira melihat marah sebagai suatu hal emosi yang negatif dan tidak memiliki tujuan. Dalam sebuah studi yang menanyakan kepada partisipan tentang marah, 28 persen responden mengatakan bahwa marah adalah ketidak sopanan, karena marah biasanya dikaitkan dengan kekerasan dan kesia-siaan.
Kita mungkin tidak seperti diri kita ketika kita marah, dan kita nampaknya tidak bisa nyaman disekitar orang yang marah.
Marah dapat menjadi baik untuk anda karena itu di bentuk untuk melindungi kita, hubungan kita, dan cara pandang kita pada dunia. Pada pertempuran akhir antara benar dan salah, efek kemarahan yang jasmani dimaksud untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah.
Kita menjalani hidup didunia dengan tujuan dan harapan, beberapa dari tujuan dan harapan ini ada sangat pribadi—kita berharap mendapat kemajuan dengan bekerja keras, dan kita berharap lainnya untuk tidak melupakan ulang tahun kita.
Beberapa ekspektasi ini terbentuk karena kehidupan standar sosial; kita berharap setiap orang untuk antri, ketika sesuatu merusak harapan kita atau menghalangi tujuan kita, maka kita akan mudah untuk marah.
Pikir tentang kemarahan sebagai sherif atau pasukan polisi, memasuki kota ketika ketidakadilan telah dilaksanakan. Sherif mengirim peringatan untuk mempengaruhi, " Hey, itu tidak benar. Itu bukan bagaimana kita bersikap di sekitar di sini." Orang itu akan benar menampakan dan tidak ada kata lain selain marah.
Tapi jika ia menampakkan kemarahan dengan sebuah alasan, dan dia melakukan dengan situasi yang benar, maka marah akan menjadi baik untukmu.
Jika ia duduk dengan persiapan dan mendapatkan percakapan yang produktif tentang bagaimana memecahkan masalah. Maka Marah telah melakukan pekerjaannya.
Pada sisi lain, jika kamu mendapatkan oknum polisi yang menembak setiap kali dia marah atau seorang dengan takut-takut menjaga ketertiban dan tidak dapat menembakkan senjata, maka kemarahan tidak lagi produktif. Seperti dengan kue coklat, kemarahan harus diatur dengan baik.
Mengatasi kemarahan
Untuk menentukan apakah marah dapat menjadikan sesuatu yang baik untuk kamu, kita harus lihat dari faktor pada sisi masing-masing menyangkut emosi itu :
mengapa kamu mendapat marah dan bagaimana kamu bertindak ketika marah.
Kira-Kira/Anggaplah kamu marah sebab kamu telah menghabiskan waktu dengan mencuci semua piring yang kotor dengan sendiri selagi pasangan mu duduk di depan televisi. Kamu menjadi marah karena kamu ingin menonton televisi juga, dan tidak melakukan mencuci piring, belum lagi kamu mengharapkan suatu bantuan kecil di rumah sekali-sekali
Semakin kamu berpikir tentang itu kamu akan menyadari bahwa kamu memiliki alasan yang jelas untuk marah. Kamu mulai gusar, karena darahmu terpompa secara cepat, kamu mengepalkan tangan dan rahangmu menjadi tegang. Apa yang akan kamu lakukan pada saat titik ini?
Ada tiga dasar pilihan dalam menghadapi amarah : menahan amarahmu, membiarkan amarahmu keluar atau mengkontrolnya.
Pilihan pertama mungkin akan masuk ruang tamu dengan wajah marah, rebahkan diri anda di sofa dalam sebuah kemarahan dan diam, menolak untuk menjawab pertanyaan dari pasangan mu, pertanyaan tentang apa yang salah. Pernyataan marah dengan cara ini tidaklah melakukan hasil yang baik.
Jika kamu berlatih pada pilihan yang kedua , kamu mungkin ribut ke dalam ruang dan mulai melempar piring yang bersih. Di dalam skenario ini, kemarahan tidak menjadi baik untuk kamu, dan adalah pasti tidak baik untuk piring tersebut
Tapi jika kamu memasuki ruangan dengan tenang, dan mengontrol pembicaraan tentang apa yang mengganggu kamu, dan bagaimana kamu menginginkan seseorang mengangkat pembicaraan, dan marah dapat sekali baik untuk mu.
Di dalam sebuahstudi yang mengevaluasi kemarahan, peserta telah menjelaskan dengan baik kemarahan yang terkontrol adalah suatu kekuatan untuk memperjelas keadaan membantu untuk mengidentifikasi kesalahan kedua-duanya dan kekuatan di dalam hubungan antar pribadi. Menjadi marah akan menuju ke arah perubahan positif dalam hubungan.
Marah dan Pengendaliannnya
Salah satu alasan bahwa semua orang menganggap marah sebagai emosi negatif bahwa kamu mendapatkan dirimu melakukannya berlebihan, tapi ini sesuatu yang diluar kendalimu dan tidak akan berubah, walaupun seberapa banyak percakapan sopan yang kamu miliki
Beberapa teori berpikir bahwasannya kita menghargai amarah kita sebagai sesuatu yang tidak berguna, tetapi itu mungkin berguna dengan berpikir keluar dari kotak tentang menjadikan amarah sebagai sesuatu yang berguna.
Sebagai contoh, mungkin anda akan marah ketika mobil melintas didekat anda dipersimpangan tanpa berhenti. Kamu ingin mereka lebih waspada terhadap anak-anak yang berjalan dan menggunakan sepeda disana.
Anda mungkin dapat mengebel atau mencari perhatian mobil tersebut, tetapi duduk di seberang jalan, dan melambaikan tangan mu, itu bukan jalan yang efektif untuk menghadapi amarahmu
Hal yang efektif yang mungkin dapat dilakukan, bekerja sama dengan polisi lokal untuk mendapatkan sebuah rambu yang lebih baik atau sebuah lampu merah pada bagian yang berbahaya. Ini hanya sebuah contoh bagaimana menjadikan amarah menjadikan perubahan lebih postitif di masyarakat, contoh lainya dari hal ini termasuk hak azasi perubahan dan pergerakan hak pilih bagi wanita.
Menciptakan perubahan dalam masalah ini akan memberikan kamu sedikit kendali, sesuatu akan berkurang jika kamu merasa takut membiarkan anakmu bermain diluar berdekatan dengan kendaraan yang berjalan cepat.
Respons tubuh pada amarah adalah sama dengan rasa ketakutan. Kami mulai melepas reaksi kimia ke bagian utama tubuh untuk aksi, apa yang kita sebut sebagai bertengkar atau reaksi melayang. Amarah pastinya mengalahkan ketakutan dalam sebuah situasi.
Pada tahun 2005, sebuah studi yang menunjukkan bahwa tanggapan akan situasi yang tegang dengan menggunakan kemarahan dibanding ketakutan akan memberikan sebuah perasaan sebuah kontrol pada situasi dan keoptimisan. Pada sebuah studi tersebut, para peneliti menganalisa perubahan wajah untuk rasa amarah dan ketakutan.
Bagi mereka yang menunjukkan rasa ketakutan yang berlebihan akan menunjukkan tekanan darah yang tinggi dan hormon stres meningkat. Sebuah studi lainnya yang dilakukan oleh ahli psikologis yang sama, menemukan bahwa mereka yang merespon serangan 11 september, dengan kemarahan dari pada ketakutan adalah yang lebih optimistis dan realistis tentang resiko-resiko serangan serangan selanjutnya ditahun mendatang.
Mungkin kamu berfikir bahwa orang-orang ini tidak berpikir secara jernih, keberanian mereka menutupi otaknya. Amarah dapat merubah cara berpikirmu, tetapi riset baru-baru ini menunjukkan bahwa itu akan membawa perubahan yang lebih baik.
Tahun 2007, sebuah study menunjukkan bahwa orang yang pemarah dapat menujukkan kemampuan perbedaan antara argumentasi yang kuat dan lemah, mereka yang tidak amarah meyakini kedua argumen tersebut. Studi ini nampaknya menyarankan bahwa amarah dapat membuatmu fokus dengan apa yang penting dan dapat membuat keputusan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan kamu.
Seperti yang kami katakan sebelumnya, kamu tidak dapat berjalan dengan kemarahan setiap saat dan berharap sebuah kebaikan akan datang. Ada beberapa tahapan moderasi kerjasama dengan amarah pada sisi lainnya – disebuah sisi akan membuatmu marah dan disisi lain adalah cara kamu menghadapinya.
Seperti Aristotel berkata, kamu harus marah pada saat yang tepat, untuk jumlah waktu yang benar dan mengaturnya dengan benar.
Jadi pada kesempatan lain kamu merasa dirimu marah, tanyakan pada diri anda apa yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki keadaan yang salah dan mulai menghadapinya.
Kamu mungkin akan belajar akan sesuatu tentang proses didirimu—lebih dari setengah grup orang rusia dan amerika yang berpartisipasi dalam studi kemarahan di tahun 1997 dan dilaporkan bahwa kemarahan dapat menciptakan sesuatu yang positif, dan tiga diantaranya berkata amarah dapat membantu secara spesifik mengetahui kesalahan pribadi.
Hari ini, banyak dari kira melihat marah sebagai suatu hal emosi yang negatif dan tidak memiliki tujuan. Dalam sebuah studi yang menanyakan kepada partisipan tentang marah, 28 persen responden mengatakan bahwa marah adalah ketidak sopanan, karena marah biasanya dikaitkan dengan kekerasan dan kesia-siaan.
Kita mungkin tidak seperti diri kita ketika kita marah, dan kita nampaknya tidak bisa nyaman disekitar orang yang marah.
Marah dapat menjadi baik untuk anda karena itu di bentuk untuk melindungi kita, hubungan kita, dan cara pandang kita pada dunia. Pada pertempuran akhir antara benar dan salah, efek kemarahan yang jasmani dimaksud untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah.
Kita menjalani hidup didunia dengan tujuan dan harapan, beberapa dari tujuan dan harapan ini ada sangat pribadi—kita berharap mendapat kemajuan dengan bekerja keras, dan kita berharap lainnya untuk tidak melupakan ulang tahun kita.
Beberapa ekspektasi ini terbentuk karena kehidupan standar sosial; kita berharap setiap orang untuk antri, ketika sesuatu merusak harapan kita atau menghalangi tujuan kita, maka kita akan mudah untuk marah.
Pikir tentang kemarahan sebagai sherif atau pasukan polisi, memasuki kota ketika ketidakadilan telah dilaksanakan. Sherif mengirim peringatan untuk mempengaruhi, " Hey, itu tidak benar. Itu bukan bagaimana kita bersikap di sekitar di sini." Orang itu akan benar menampakan dan tidak ada kata lain selain marah.
Tapi jika ia menampakkan kemarahan dengan sebuah alasan, dan dia melakukan dengan situasi yang benar, maka marah akan menjadi baik untukmu.
Jika ia duduk dengan persiapan dan mendapatkan percakapan yang produktif tentang bagaimana memecahkan masalah. Maka Marah telah melakukan pekerjaannya.
Pada sisi lain, jika kamu mendapatkan oknum polisi yang menembak setiap kali dia marah atau seorang dengan takut-takut menjaga ketertiban dan tidak dapat menembakkan senjata, maka kemarahan tidak lagi produktif. Seperti dengan kue coklat, kemarahan harus diatur dengan baik.
Mengatasi kemarahan
Untuk menentukan apakah marah dapat menjadikan sesuatu yang baik untuk kamu, kita harus lihat dari faktor pada sisi masing-masing menyangkut emosi itu :
mengapa kamu mendapat marah dan bagaimana kamu bertindak ketika marah.
Kira-Kira/Anggaplah kamu marah sebab kamu telah menghabiskan waktu dengan mencuci semua piring yang kotor dengan sendiri selagi pasangan mu duduk di depan televisi. Kamu menjadi marah karena kamu ingin menonton televisi juga, dan tidak melakukan mencuci piring, belum lagi kamu mengharapkan suatu bantuan kecil di rumah sekali-sekali
Semakin kamu berpikir tentang itu kamu akan menyadari bahwa kamu memiliki alasan yang jelas untuk marah. Kamu mulai gusar, karena darahmu terpompa secara cepat, kamu mengepalkan tangan dan rahangmu menjadi tegang. Apa yang akan kamu lakukan pada saat titik ini?
Ada tiga dasar pilihan dalam menghadapi amarah : menahan amarahmu, membiarkan amarahmu keluar atau mengkontrolnya.
Pilihan pertama mungkin akan masuk ruang tamu dengan wajah marah, rebahkan diri anda di sofa dalam sebuah kemarahan dan diam, menolak untuk menjawab pertanyaan dari pasangan mu, pertanyaan tentang apa yang salah. Pernyataan marah dengan cara ini tidaklah melakukan hasil yang baik.
Jika kamu berlatih pada pilihan yang kedua , kamu mungkin ribut ke dalam ruang dan mulai melempar piring yang bersih. Di dalam skenario ini, kemarahan tidak menjadi baik untuk kamu, dan adalah pasti tidak baik untuk piring tersebut
Tapi jika kamu memasuki ruangan dengan tenang, dan mengontrol pembicaraan tentang apa yang mengganggu kamu, dan bagaimana kamu menginginkan seseorang mengangkat pembicaraan, dan marah dapat sekali baik untuk mu.
Di dalam sebuahstudi yang mengevaluasi kemarahan, peserta telah menjelaskan dengan baik kemarahan yang terkontrol adalah suatu kekuatan untuk memperjelas keadaan membantu untuk mengidentifikasi kesalahan kedua-duanya dan kekuatan di dalam hubungan antar pribadi. Menjadi marah akan menuju ke arah perubahan positif dalam hubungan.
Marah dan Pengendaliannnya
Salah satu alasan bahwa semua orang menganggap marah sebagai emosi negatif bahwa kamu mendapatkan dirimu melakukannya berlebihan, tapi ini sesuatu yang diluar kendalimu dan tidak akan berubah, walaupun seberapa banyak percakapan sopan yang kamu miliki
Beberapa teori berpikir bahwasannya kita menghargai amarah kita sebagai sesuatu yang tidak berguna, tetapi itu mungkin berguna dengan berpikir keluar dari kotak tentang menjadikan amarah sebagai sesuatu yang berguna.
Sebagai contoh, mungkin anda akan marah ketika mobil melintas didekat anda dipersimpangan tanpa berhenti. Kamu ingin mereka lebih waspada terhadap anak-anak yang berjalan dan menggunakan sepeda disana.
Anda mungkin dapat mengebel atau mencari perhatian mobil tersebut, tetapi duduk di seberang jalan, dan melambaikan tangan mu, itu bukan jalan yang efektif untuk menghadapi amarahmu
Hal yang efektif yang mungkin dapat dilakukan, bekerja sama dengan polisi lokal untuk mendapatkan sebuah rambu yang lebih baik atau sebuah lampu merah pada bagian yang berbahaya. Ini hanya sebuah contoh bagaimana menjadikan amarah menjadikan perubahan lebih postitif di masyarakat, contoh lainya dari hal ini termasuk hak azasi perubahan dan pergerakan hak pilih bagi wanita.
Menciptakan perubahan dalam masalah ini akan memberikan kamu sedikit kendali, sesuatu akan berkurang jika kamu merasa takut membiarkan anakmu bermain diluar berdekatan dengan kendaraan yang berjalan cepat.
Respons tubuh pada amarah adalah sama dengan rasa ketakutan. Kami mulai melepas reaksi kimia ke bagian utama tubuh untuk aksi, apa yang kita sebut sebagai bertengkar atau reaksi melayang. Amarah pastinya mengalahkan ketakutan dalam sebuah situasi.
Pada tahun 2005, sebuah studi yang menunjukkan bahwa tanggapan akan situasi yang tegang dengan menggunakan kemarahan dibanding ketakutan akan memberikan sebuah perasaan sebuah kontrol pada situasi dan keoptimisan. Pada sebuah studi tersebut, para peneliti menganalisa perubahan wajah untuk rasa amarah dan ketakutan.
Bagi mereka yang menunjukkan rasa ketakutan yang berlebihan akan menunjukkan tekanan darah yang tinggi dan hormon stres meningkat. Sebuah studi lainnya yang dilakukan oleh ahli psikologis yang sama, menemukan bahwa mereka yang merespon serangan 11 september, dengan kemarahan dari pada ketakutan adalah yang lebih optimistis dan realistis tentang resiko-resiko serangan serangan selanjutnya ditahun mendatang.
Mungkin kamu berfikir bahwa orang-orang ini tidak berpikir secara jernih, keberanian mereka menutupi otaknya. Amarah dapat merubah cara berpikirmu, tetapi riset baru-baru ini menunjukkan bahwa itu akan membawa perubahan yang lebih baik.
Tahun 2007, sebuah study menunjukkan bahwa orang yang pemarah dapat menujukkan kemampuan perbedaan antara argumentasi yang kuat dan lemah, mereka yang tidak amarah meyakini kedua argumen tersebut. Studi ini nampaknya menyarankan bahwa amarah dapat membuatmu fokus dengan apa yang penting dan dapat membuat keputusan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan kamu.
Seperti yang kami katakan sebelumnya, kamu tidak dapat berjalan dengan kemarahan setiap saat dan berharap sebuah kebaikan akan datang. Ada beberapa tahapan moderasi kerjasama dengan amarah pada sisi lainnya – disebuah sisi akan membuatmu marah dan disisi lain adalah cara kamu menghadapinya.
Seperti Aristotel berkata, kamu harus marah pada saat yang tepat, untuk jumlah waktu yang benar dan mengaturnya dengan benar.
Jadi pada kesempatan lain kamu merasa dirimu marah, tanyakan pada diri anda apa yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki keadaan yang salah dan mulai menghadapinya.
Kamu mungkin akan belajar akan sesuatu tentang proses didirimu—lebih dari setengah grup orang rusia dan amerika yang berpartisipasi dalam studi kemarahan di tahun 1997 dan dilaporkan bahwa kemarahan dapat menciptakan sesuatu yang positif, dan tiga diantaranya berkata amarah dapat membantu secara spesifik mengetahui kesalahan pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar